2018/04/21

Selamat Hari Kartini!

Hai! Sooo long time no see ya haha
Apa kabar?

Jadi, beberapa minggu yang lalu aku menemukan suatu postingan di timeline line. Postingan itu soal pendapat seseorang mengenai, “Laki-laki S2 dulu, Gadis nikah dulu” begitu judul postingannya. 


Aku bikin tulisan ini bukan untuk menyalahkan isi dari postingan tersebut, tapi aku ingin menyampaikan beberapa pandangan aja soal itu. Aku juga mengapresiasi penulis mungkin dalam tujuannya membuat tulisan itu, salah satunya untuk mengingatkan bahwa ada ibadah yang juga perlu dilakukan oleh perempuan-perempuan. Mengingatkan untuk tidak melulu memikirkan karirnya.

Aku nyari temen diskusi soal ini.. dan beberapa diantaranya membenarkan, ada beberapa hal yang ditulis disitu memang pada kenyataannya sering terjadi. 
“Laki-laki akan lebih laku setelah itu. Kalau perempuan sudah S2 justru laki-laki berpikir lebih panjang untuk mendekatinya, gengsinya lebih tinggi.” 
Benar, tapi aku termasuk orang yang percaya bahwa perempuan-perempuan cerdas pasti tau bagaimana ia harus menempatkan dirinya. Perempuan yang berilmu itu bukan untuk merendahkan laki-laki. Pada akhirnya, ketika masuk rumah maka suami adalah pemimpinnya, apapun atribut sang istri. Aku juga percaya, masih banyak laki-laki yang malah terpacu untuk menjadi lebih baik lagi karenanya.

Oke, ada kalimat yang aku kurang setuju (dan sejujurnya nggak suka sih) dari postingan itu. 
“Jangan takut mencari jodoh sejak S1. Ah pengin S2 dulu. Eit, temen akhwat saya yang sudah S2 banyak yang belum nikah. Tapi yang nikah dari lulus S1 atau sebelum S1 juga sudah banyak yang S2 juga. Endingnya sama-sama S2. Bedanya Anda masih gigit jari nimang buku, dan yang lain sudah bersama anak bermain buku.

Entah kenapa.. tapi kok ya aku sakit hati bacanya. Bukan sekedar karena aku juga sekarang alhamdulillah lagi nerusin kuliah... tapi... salahkah ‘menimang buku’ itu sampe kami-kami ini perlu gigit jari karenanya? 
Seakan apa yang kami lakukan sekarang ini sesuatu yang menyedihkan.. kasian ya? 
Padahal hidup nggak melulu soal nikah. 
Padahal menuntut ilmu juga salah satu usaha untuk menjadi manusia yang lebih baik. Mau laki-laki, mau perempuan menurutku seharusnya punya waktu dan kesempatan yang sama untuk ‘menimang buku’. 

Kartini dulu berusaha untuk memajukan perempuan karena dalam pikirannya kedudukan perempuan masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu. Di masa kini perempuan sudah memiliki kesempatan yang luas untuk menggapai impian-impiannya. Mencari ilmu bukanlah hal yang salah untuk dilakukan dan bukan hal yang bisa disalahkan pula, kapanpun itu.

"Tapi da kan we don't need to put away our crown but need man with bigger hands." Hanifa, 2018.

“Perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula.” (QS. An Nur: 26). 
Memilih melanjutkan pendidikan bisa jadi adalah salah satu cara untuk menjadi baik untuk mendapatkan yang juga baik. 

Selamat hari kartini untuk kartini pertamaku, Ibu. Kartiniku yang mengenalkan dan mengajari betapa pentingnya pendidikan. “Nggak rugi, Ilmu itu meskipun tinggi, nggak berat bawanya”, gitu katanya.
Selamat hari kartini untuk teman-teman perempuanku semua, semangat untuk selalu menjadi perempuan yang menginspirasi.
Selamat hari kartini untuk semua perempuan Indonesia. 

Selamat Hari Kartini!