2017/10/06

Too young... :(

Ini udah hampir jam 3 subuh tapi really aku nggak ngantuk sama sekali. Kayaknya pas siang aku kelamaan tidur deh. Jadi, yaudah aku ingin sedikit mencurahkan apa yang aku pikirkan beberapa jam kebelakang.

Awalnya aku di explore nemu foto anak kecil, cowok, pake baju buat balap motor gituloh.. aku klik daaan anak kecil ini meninggal di awal bulan Oktober ini. Penyebabnya aku juga kurang tau, tapi yang jelas kecelakaan motor. Namanya, Denis. Biasanya dipanggil Denis Kancil. Dia dari yang aku lihat, di idolakan banyak orang. Terus dia juga (katanya) emang udah jadi pembalap di sirkuit-sirkuit gitu.

Aku turut berduka cita denger kabarnya.. gimanapun aku punya adik yang hampir seumuran sama dia. Umurnya 14 tahun, beda 2 tahun doang ama adik aku. Di umur semuda itu.. entah udah berapa tahun dia ikut balap-balapan motor gitu. Anaknya ganteng, lucu, keliatan ceria, keliatan menyenangkan dan.. keliatan semuda itu. Masih bocah banget gitu mukanya.

Umur seseorang emang nggak ada yang tau. Kapan, dimana dan bagaimananya juga. Hanya saja... gini sih. Dari yang aku liat, aku buka hampir semua tag ke Denis ini... dia emang sering ngebut-ngebutan di jalan raya, tanpa pake helm dan pelindung lainnya, dengan motor yang kurang memadai. Selain itu, emangnya umur 14 tahun udah boleh ya pake kendaraan bermotor? (Iya, I know emang banyak temen-temenku yg melanggar itu, tapi I mean... katanya kan dia udah balapan di sirkuit gitu, berati ada izin? Atau enggak?)

Banyak komen-komen netizen yang sedikit banyak bilang kalau... pada dasarnya itu memang sebuah kesalahan karena dia melakukannya di jalan raya dan tanpa pake pelindung apapun. Lalu banyak teman atau sodaranya yang berusaha membela dengan bilang, Denis pada saat itu bukan sedang balapan liar tapi hanya sedang ‘setting motor’ untuk one day balapan dan walaupun di jalan raya itu malam hari dalam keadaan sepi. 

Hmm what? *put a big smile here*. Oke aku ngerti, temen-temennya (yang juga umurnya masih sekitaran 12-15 tahun) pasti ngebela Denis. Hanya ‘setting motor’, di jalan raya, malam hari (dan tanpa helm). Mungkin buat mereka itu bukan suatu kesalahan, tapi kalau di pandangan aku yaaaa itu suatu hal yang salah. 

Disini juga aku bukan menyalahkan Denis itu, sama sekali bukan kok. Tulisan ini dibuat bukan untuk menyalahkan Denis tapi untuk jadi sebuah pengingat. Karena nanti pasti ada aja netizen yang bilang ‘udah doain aja, malah dikomentarin’. Nah. Kenapa aku nulis begini karena.... semuanya (terutama anak-anak) perlu tau mana hal yang salah dan mana yang bener. Mana yang nggak boleh dilakuin dan mana yang boleh. Kalau kalian mau liat juga silakan search di ig nama Denis Kancil 163 (nanti banyak akun-akun yg sengaja dibikin buat Almarhum atau akun racing blablabla atau akun temen-temennya) dan mungkin kalo udah liat foto-fotonya (dan bacain kolom komentarnya) kalian akan paham kenapa aku sampe nulis begini.  

Terakhir.. aku nggak mau makin banyak hal kayak gitu terjadi (karena sebelum ini juga banyak berita-berita setipe ini). Kalau emang hobi ya salurkan pada tempat yang tepat. Bukan di jalan raya dan tanpa pengaman apapun. Namanya anak-anak pengen coba dan rasa takutnya itu sedikit banget gengs, kepo akan segala hal. Ini beneran aku liat di adik aku sendiri (yg aku tau mereka hanya takut ‘hantu’ btw). Ingetin dan larang kalo emang salah. Hal yang kayak gitu bukan untuk dibiarin. 


Sooooo... mari kita kirim Al-Fatihah buat Denis. Semoga segala dosanya dihapuskan dan tenang disana. Aamiin. 

2017/10/01

My Simple Healing

Entah ya.. sekian minggu ke belakang ini aku sedang dihadapkan dengan beberapa hal (dan manusia) yang kurang menyenangkan. Beberapa hal yang bikin aku nggak tahan buat nggak nyinyirin orang. Beberapa hal yang bikin aku jadinya selalu suudzon sama orang. Sampe ke tahap aku ngerasa aku salah banget sampe sebegitunya, tapi rasa keselnya juga nggak bisa ilang.

Iya, tapi... seseorang pernah berkata, “Hidup mah nggak selalu ketemu sama orang-orang menyenangkan. Justru Tuhan ngirim orang kayak gini tuh buat cari pahala biar kamu sabar.”

Okay. Sabarku harus terus dipake.

Sekian minggu ke belakang ini juga, aku mulai ‘kembali beraktivitas’. Mulai menjadi menusia produktif lagi dan menyesali kenapa nggak dari sebelumnya. Yaaa gitu, karenanya aku jadi semacam jet lag ngadepin semuanya. Senin sampe jumat beneran nggak ada lagi waktu kosong buat leyeh-leyeh di kasur. Bahkan kadang sabtu-minggu juga. Jadi berasa lelaaaah banget tiap hari. (Hehe tapi aku sangat menikmati kegiatan baruku ini!)

Sekian minggu ke belakang juga aku dihadapkan pada suatu hal yang bikin.. panik. Bikin perasaan gajelas. Intinya aku nggak boleh mager. Nggak ada waktu buat sesantai kemarin-kemarin kayak setelah lulus. Aku harus bisa terus jalan buat meraih mimpi-mimpi aku itu.

Emang sih, kayaknya capeeek gitu kalo diliat-liat (nggak deng, emang capek kok jalaninnya) tapi aku tetep happy. Serius. Walaupun dengan semua yang tadi aku tulis di atas, aku tetep ngerasa ringan banget buat melangkah kemanapun. Seneng-seneng aja jalaninnya. Iya capek, tapi seneng. Si capeknya ini nggak jadi beban buat aku.

Kenapa? Karena aku nggak sendiri. Karena aku punya tempat untuk berbagi. Karena aku... bisa pulang.

Bertukar cerita, mengeluh, meminta pendapat, berdiskusi, sampai menertawakan hal-hal bodoh. Biasanya dilakukan di malam hari, ya kan? Saat akhirnya menyentuh kasur, meluruskan badan dan siap mengakhiri hari itu. Sekedar itu. Bahkan hanya lewat keyboard yang sama dengan keyboard untuk menulis postingan ini.. tapi itulah sebenar-benarnya simple healing buat aku. Berbagi segalanya supaya besok pagi pas bangun, udah enak aja gitu. Nggak bawa masalah pas tidur.

Mengetahui ceritamu didengar, keluhan dan amarahmu diredakan, kebingunganmu terjawab dan hal-hal lain yang seperti itu, menenangkan bukan?

Itulah kenapa menurutku setiap orang di dunia ini harus punya temen. Gimanapun, kita butuh orang lain yang setidaknya mau mendengar. Lebih bersyukur lagi kalau orang lain itu bisa membantu. Bukan berarti kita pesimis sama diri kita kalau kita sendiri, tapi buat aku motivasi itu penting. Berbagi pendapat juga penting, agar semakin luas pikiran kita untuk menyelesaikan sesuatu. (Biar nggak jadi orang-orang bersumbu pendek, he he).

Aku pribadi butuh orang yang bisa mendorong aku untuk terus mendekat pada kebaikan, yang bisa saling mendukung, yang bisa saling mengingatkan... dan setiap malam aku bersyukur serta berterimakasih karena memilikinya.

Nah itu juga gengs. Itu juga alasan kenapa kita harus selalu berterimakasih pada segalanya, mau itu hal yang baik ataupun hal yang buruk. Berterimakasihlah pada hal yang buruk karena itu bisa membuat kamu belajar. Berusahalah untuk ridho pada setiap langkah yang kita jalanin setiap hari. Biar ringan langkahmu dan happy hidupmu!

Selamat hari pertama di bulan Oktober, bulan favoritku! Happy weekend!

2017/08/20

Mari Mencari Rumah

Hai!
Mau ngomongin soal 'cinta' gapapa ya? Udah pada gede ini kan. Hehe.

Cinta di umur 20-an ini buat aku udah bukan sekedar yang penting punya pasangan biar nggak sepi. Bukan sekedar ada yang ngajak jalan pas malem minggu atau bukan sekedar ada yang anter-jemput buat ke suatu tempat. Ya kan?
Semakin banyak jumlah umur maka semakin banyak juga masalah yang bakal dateng ke kita.

Semakin dewasa, semakin berat juga kehidupan. Kita harus mulai cari uang biar bisa hidup cukup. Cari uang dengan cara apa? Bekerja.
Ya aku emang belum ada di keadaan itu sih (soon ya!) tapi aku cukup paham kok. Dunia kerja akan jauh lebih berat daripada dunia kuliah. Semasa kuliah kan permasalahan ada di lupa ngerjain tugas (kemudian dosen akan berbaik hati boleh menyusul ngumpulin tugasnya) atau nggak bisa ngerjain soal UAS karena nggak belajar (lalu bisa nyontek temen sebelah). Permasalahan yang cukup menguras tenaga dan pikiran mungkin ada di urusan organisasi, tapi yaaa... masih dibilang cukup ringan kan dibanding dunia setelah perkuliahan ini?

Masalah pekerjaan, pertemanan, keluarga atau bahkan permasalahan dengan diri sendiri bakal tiba-tiba hadir.
Kita akan butuh 'tempat' untuk curhat kan? Melepaskan semua yang ada di pikiran. Kadang hanya untuk didengar bukan untuk ditanggapi.
Lalu buat aku... sudah saatnya kita punya 'tempat' yang nyaman, yang mendukung 'love life' kita, yang akan selalu ada, yang mengerti, yang bisa memahami, yang bisa ikut merasakan.
Katakanlah 'tempat' itu adalah pasangan kita.
Aku yakin kok, seumur kita ini udah pengen serius di sebuah hubungan. I mean... udah bukan kayak anak SMP-SMA yang punya pasangan buat gemes-gemesan aja gitu.

Kenapa aku bilang 'tempat' itu adalah pasangan, bukan teman?
Karena... semakin dewasa kita akan semakin menyadari kalau permasalahan itu bukan untuk disebarluaskan ke setiap orang. Percayalah... kita butuh 'tempat' itu. 'Tempat' yang kita percaya bisa menolong kita. Meringankan beban kita.
'Tempat' dimana ketika kita senang maupun sedih, 'tempat' itu yang pertama terpikir sama kita.
'Tempat' dimana yaaaaa masalah sepele juga nggak takut dibilang lebay buat kita sampein.
'Tempat' dimana... kita bisa merasa menjadi orang paling beruntung di dunia.
Oh iya, 'tempat' itu juga bisa kok teman terdekat kita. Aku juga sering menumpahkan banyak hal ke teman terdekatku.

Hanya saja... disini aku ingin mengatakan..
Ketika kita merasa pasangan kita lebih banyak memberatkan.. bukan orang bisa mengerti, bukan orang yang bisa mendukung.. coba kembali berpikir.
Gimanapun, ya namanya 'pasangan' adalah orang yang kita harapkan bisa memberi kan? Ketika orang itu tidak bisa memberi apa yang kita harapkan, pasti kita akan kecewa. Lalu akan mencari 'tempat' yang lain padahal 'tempat' yang awal masih ada.

Sudah saatnya kita selalu pulang ke rumah yang sama. Carilah rumah yang nyaman, aman dan tenang, yang walaupun masih memiliki kekurangan, kita tetep mau menerima.

Aku? Aku sedang sangat senang dan nyaman di rumah. Semoga kalianpun!
Happy weekend!

2017/08/05

Tidak Perlu Menilai

Kalau aku bilang, people nowadays itu seneng buat mencampuri urusan pribadi orang lain.. kalian setuju nggak? Apa emang dari dulu udah ada aja yang begitu?
Mungkin memang niatnya baik, perwujudan bentuk sayang dan peduli buat temen. Tapi apakah bentuk perwujudannya harus kayak gitu?

Setiap orang memiliki privasi masing-masing. Memiliki rencana masing-masing juga. Nggak setiap hal berhak kita tanyakan. Percaya deh, kalau orang itu udah mau berbagi dia akan dengan sendirinya bercerita.
Banyaknya ya.. orang-orang ikut menyelam di urusan orang lain lalu menghakimi. Lebih banyak lagi yang hanya mendengar sepenggal cerita lalu merasa apa yang mereka ketahui lebih dari siapapun di bumi ini. Padahal, apa yang mereka dengar belum tentu sama dengan apa yang terjadi, terlebih tidak akan sama dengan apa yang dirasakan oleh orang yang mereka hakimi.

Aku juga pernah berada di posisi orang-orang yang menghakimi ini. Senang mendengar cerita-cerita yang sifatnya pribadi dari orang lain (nge-gosip kalo bahasa simpelnya). Senang juga buat berpendapat, mengeluarkan opini sebanyak mungkin. Makin lama aku makin sadar kalau aku berhak mendengar tapi aku nggak berhak buat menilai. Ya karena kalau ada yang bercerita, masa kita menolak buat dengar. Hmm.. tapi gimanapun aku masih terkadang begitu kok. Ya gimanapun, pendapat diri sendiri selalu kerasa paling bener kan?

Aku juga pernah menjadi orang yang dihakimi itu. Pas tau.. Wah, rasanya... luar biasa. Segala rasa nyampur. Sedih jelas ada, kesel juga banyak, kecewa juga iya. Rasa yang paling ketara sih ya pengen konfimasi, pengen bilang 'Nggak gitu loh. Tolong, nggak bisa kalian nilai apa yang terjadi sekarang hanya dengan mendengar cerita selewat'.

Karena pernah ada di posisi itu.. pernah ngerasain.. bikin jadi sadar aja gitu. Ketika kita menilai sesuatu, menilai seseorang, menyalahkan seseorang.. pernahkah mikirin apa yang bakal dirasain sama orang itu kalau dia tau kita udah nilai seenaknya? Ya kalau penilaian kita bener ya oke, kalau salah?
Pernahkah mikirin efek dari omongan kita buat orang itu? Kita nggak akan pernah tau kan kalo dibaliknya dia bisa aja ngerasa sedih, sakit hati dan yaa.. misalnya memilih berhenti dari apa yang sedang dia kerjakan? Omongan dari orang lain itu biasanya bawa pengaruh yang besar.

Kenapa? Terkadang, kita terlalu takut sama apa yang bakal orang lihat dan nilai. Seringkali karenanya kita memilih untuk berhenti dari apa yang sudah diniatkan sejak lama. Iya, hanya karena penilaian orang. Menurut aku itu hal yang wajar, karena kita hidup dengan banyak orang. Menjaga image dan menjaga penilaian orang terhadap kita itu perlu. Tapi, kalau kamu merasa benar dan masih harus melakukan itu, ya teruskan. Apalagi ketika apa yang orang omongkan dan nilai itu nggak sesuai sama apa yang dirasakan. Toh hidup milik diri sendiri, nggak usah terlalu takut buat melangkah.

Ini jadi pelajaran juga, terkhusus buat aku. Ketika mendengar atau melihat sesuatu, nggak boleh langsung percaya dan menilai sesuka hati. Kalau memang punya pendapat, simpan baik-baik dalam hati. Cukup diri sendiri yang tau.
Satu lagi.
Ketika punya suatu masalah, apalagi itu yang menyangkut orang lain... berceritalah sebaik mungkin. Jangan sampai timbul apa yang biasa disebut 'playing victim'. Kita nggak pernah tau kan, bisa aja dari cerita kita itu menimbulkan banyak opini dari orang yang ujung-ujungnya kembali lagi pada... menghakimi dan mencampuri urusan pribadi orang lain.
Percayalah... urusan pribadi orang lain, terutama yang menyangkut perasaan bukan untuk dihakimi apalagi dibercandakan. Ada batas di ruang yang nggak keliatan. Nggak bisa kita nilai semau kita. Karena orang lain yang merasakan, bukan diri kita. Nggak perlu kita masuk terlalu jauh ke dalam urusan orang lain. Jangan sampai kita jadi orang yang memengaruhi keputusan atau perasaan orang lain. Hal-hal itu milik orang lain, kita nggak berhak ada di dalamnya.

Happy Weekend pertama di Agustus ini, gengs!

2017/07/23

Minggu Pagi Bersama Ibu

Iya, pagi ini aku diajak (re:dipaksa) buat olahraga di gasibu. Kenapa kok tumben? Iya soalnya ibu nggak ada temen olahraga, sodara-sodara lagi tidak di Bandung.
Dari jam 6 udah di-"ayo teeeh, biar nggak terlalu siang"-in, tapi asli ya, kasur ini kuat bgt magnetnya. Jadi baru sekitar jam 7 kurang 15 aku berangkat.

Nyampe sana, penuh banget geeengs!
Udah kayak orang tawaf tau gaksss!
Ibu mulai lari (nggak lari bgt sih) dan aku jalan aja, ditambah aku takut ketiduran disitu. Masih segaris itu tadi mata aku.
Beberapa kali aku merasa jadi anak ilang.. ibu udah ninggalin jauh. Nggak keliatan sama sekali. Tapi yaudalah ya, tar juga pasti nemu. Setelah setengah jam, (5-6 keliling) ibu berenti.
Nggak gengs, ga pake istirahat langsung ke pasar minggunya. Beli minum doang sebelumnya.

Sambil jajan dan beli makanan, aku dapet banyak cerita.
Pertama, kembar udah mulai sekolah. Nggak ada ospek yang lama gitu kayak dulu. Ade di kelas A dan Kakak di kelas E. Selamat bersenang-senang disitu ya kalian, aku dapet banyak temen dan kenangan baik disitu. Jangan lupa, pempeknya enak!! Minta digoreng kering ya pempeknya! Hehe. Kalo aku titipin jajanan, harus mau! Hehe.
Kedua, kakak ikut klub sepak bola. Ternyata udah dari sebelum bulan puasa, tp karena keburu puasa jadi libur. Terus, dia pengen jadi kiper. Pas seleksi, eh alhamdulillah dapet tuh jadi kiper. Jadilah ibu semangat nyari perlengkapannya. Kakak juga ikut semacam polisi sekolah katanya. Hmm PKS mungkin ya maksudnya? Kalo ade, belum ikut apa-apa. Kata ibu, ade senengnya main gitar. Tar biar les gitar aja. (Setauku dia main bass sih kmaren di bandnya itu, bukan gitar. Tapi gaktau deng).
Ketiga, mereka (kakak-ade) berhasil bikin video dokumentasi gitu sama temen-temennya. Foto dan video digabung.. pake tulisan-tulisan yg macem-macem. Ada yg mucul dari bawah ke atas, ada yg langsung muncul di layar dan lainnya. Terus ada yg dipercepat, ada yg dilambatin. Gitu gitu deh, terus dimasukin CD. Tapi gengs, di akhir mereka nulis 'sponsor: Adidas'. HAHA terserah banget emang. Tapi gitulah. Aku aja sampe sekarang, nggak bisa bikin gituan. Canggih ya anak jaman milenial ini.
Keempat, mereka (kakak-ade) dan beberapa temennya abis ngejar supir angkot yang nyerempet sepeda temennya. Mereka ngejar pake sepeda sambil teriakin si supir angkot. Entah ya, aku masih ngeri soal yang ini. Semacam..... ya serem aja nggaksih?
Begitulah. Sebulan juga belum aku nggak ketemu mereka, ceritanya udah numpuk. Haha aku kangen :')

Terus yaaaa.. banyak juga cerita-cerita ibu yang nggak bisa kalo aku tulis disini. Tapi intinya gini, dulu karena aku tiap hari ketemu ibu jadi ya nggak ada yg diceritain. Karena ya sama-sama tau aja gitu. Kalo sekarang... karena paling ketemu dua minggu sekali, jadi sekalinya cerita, ceritanya banyak. Gatau sih, bercerita dan mendengarkan lalu tertawa karenanya itu adalah suatu hal yang... bikin bahagia. Jadi bonding sendiri gitu buat orang-orang yg nggak tinggal bareng.
Kalo sama bapak... obrolannya ya seputar keluhan soal mobil, barang elektronik yang rusak, makanan atau film.
Aku anaknya se-manja ituloh kalo ada ibu sama bapak. Perkara ganti batre jam aja, nggak mau aku kerjain sendiri. Nunggu bapak yang ganti. Padahal kalo nggak ada, masang galon juga sama sendiri. Kecoa di kamar mandi yg biasa aku buang sendiri ajatuh, aku biarin. Nunggu ibu yang buang.
Terkadang, menjadi manja di waktu dan pada orang yang tepat itu sangat dibutuhkan. Bikin seneng aja gitu. Hehe.
Dulu suka sedih, nangis bahkan kalo ibu ke Tasik. Tapi sekarang, jadi semangat gitu nanti pas ketemu pasti ada cerita-cerita baru yang menyenangkan. Ini adalah satu lagi hal yang bikin aku makin yakin kalau, bertatap muka itu penting. Sangat penting.
Kadang emang sih kalo lagi capeee banget bakal kerasa kangennya, tapi yaaa mau gimana lagi kan?

Jadi gimana hari Minggu kalian, gengs?

2017/06/16

Pilih Vaksin atau Enggak?

Lagi banyak ya yang ributin vaksin. Udah agak lama sih di twitter ini bahas tentang pro-kontra vaksin.
Kalo aku?

Aku pro-vaksin!
Vaksin atau biasa disebut imunisasi itu semacam disuntik, dimasukin suatu virus yang udah dilemahkan yg bisa ngasih kekebalan buat tubuh terhadap suatu penyakit (or something like that lah ya aku juga takut mau bahasnya soalnya aku ga gitu ngerti, tapi aku mau sharing pengalamanku aja).

Jadi, dokter spesial anak yg pegang aku dari bayi sampe sekarang (ya sampe SMA sih) itu dr.med. Sandjaja Soetadji. Prakteknya sekarang di Pasir Kaliki, yaaa gak jauh lah dari 23 Paskal haha.
Banyak banget memori yg bisa aku simpen soal dokter ini. Kenapa? Karena aku imunisasi sampe aku SMA. Iya. Dari yang tadinya kalau kesana aku bisa tiduran kalo pas periksa sebelum suntik, sampe aku cuma bisa duduk, meja periksanya udah gak cukup.
Aku selalu inget letak akuarium, letak toilet bahkan posisi karpet tempat bermainnya. Iyalah. 17 taun rutin bulak-balik.
Waktu aku SD sempet ada dokter ke sekolah dan mau memvaksin semua siswa, aku kabur dong. Bukan karena takut disuntik, tapi karena aku merasa aku udah sering vaksin. Takut kan malah salah gitu. Nangis deh aku kabur ke rumah.

(Kata Ibu) Aku gak pernah ketinggalan satu vaksin-pun. Kecuali vaksin varicella (buat cacar air) karenaaa jadwalku buat vaksin waktu itu anggaplah tanggal 10, nah tanggal 4 ini aku udah kena cacar, ketularan bapak dan sodara-sodaraku yg lagi cacar.
Sebenernya.. yang udah vaksin-pun bisa aja sih (katanya) tetep kena penyakitnya itu, tapi gak akan parah.

Vaksinku alhamdulillah lengkap dan aku sangat merasakan manfaatnya.
Aku dari TK-SD-SMP sampe SMA hampir nggak pernah gak masuk sekolah karena sakit (pernah sih pas SMA gak masuk, alesannya sakit. Padahal karena abis diputusin cowok! Hahaha malu-maluin deh Deb!).
Pernah kok sekali dua kali sakit mah.. tapi ya emang cuma batpil ringan doang, atau sakit mata karena kebiasaan jelek ampe sekarang aku sering gusek-gusek mata.
Pernah waktu SMA gitu ya, ada temen deketku yang kena hepatitis dan menular ke beberapa temen deketku yang lain, alhamdulillah lagi aku ga kena juga.

Aku juga sekitar tahun 2013-2014 vaksin HPV sebagai pencegahan Kanker Serviks. Sakit banget itu daripada vaksin-vaksin lainnya. Bikin tangan super pegel bisa sampe 2 hari. Vaksin ini dikasih 3 kali. Kalo nggak salah, jaraknya 3 bulan dan 6 bulan. Jadi buat kalian cewek-cewek yang pro-vaksin, kusarankan kalian vaksin HPV ini. Bisa googling tentang seberapa bahaya kanker serviks sekarang ini.. hehe.

Aku pernah tanya ke Bapak..
"Kenapa imunisasi aku ga berenti-berenti? Kenapa aku harus imunisasi? Kalo ga imunisasi, emang kenapa?"
Lalu dijawab gini,
"Jadi, pernah ada kasus. Ada satu wilayah yang beberapa masyarakatnya kontra sama vaksin. Sampe akhirnya, ada satu virus yang udah lenyap, muncul lagi dan awal munculnya lagi itu di wilayah mereka dan hampir seluruh masyarakatnya kena virus. Ya sebenernya mah kalau penyakit siapa yang tau ya Teh, bakal nyerang siapa dan kapan. Tapi kalau emang ada hal yang bisa mencegah kan, kenapa engga? Daripada egois terus efek buruknya buat banyak orang, bukan buat diri sendiri doang?"

Semoga kalian selalu diberi kesehatan, ya!!

2017/06/11

Ramadhan?

Hola!
Udah masuk hari ke-15 Ramadhan ya.
Ramadhan kali ini gatau kenapa tapi ngga kerasa aja, buat aku. Maksudnya ya harinya nggak aku lewatin dengan nunggu-nunggu adzan. Nggak ngabuburit. Nggak masak buat buka puasa. Nggak ngangetin makanan buat sahur. Nggak tidur lama pas siang. Bahkan jeleknya, tadarus dan taraweh banyak yang kelewat.

Ramadhan ini juga kerasa aneh. Biasanya kalo puasa, pasti sore-sore udah "mengancam" kembar biar mau makan dan ngabisin apapun yang aku masak. Biasanya kalo udah bosen gatau mau masak apa, pas pulang kantor ibu beliin hokben (atau hokbennya buat sahur). Biasanya juga aku udah nyinyirin kembar yang bukber ama temen-temennya mulu tiap hari. Biasanya di meja makan selalu liat kurma punya bapak, kadang dikasih keju. Biasanya tiap sahur ada teriakan ibu marahin kembar soalnya merem mulu.
Bahkan, hal se-simpel ibu yang ngupasinin buah tiap abis taraweh terus rebutan ama kembar aja bikin kangen.
Kembar yang selalu ngata-ngatain aku kalo aku lagi ga puasa aja, aku kangen.

Ramadhan tahun ini...
Buka puasaku... kadang cuma siomay. Kadang cuma telor gulung. Kadang cuma wiscar. Bukan kok bukan aku boros sampe gak punya uang buat buka puasa (aku nggak semenyedihkan itu kok gaes). Bahkan kemarin sempet koook makan sushi (fancy sedikit kan gaes, walaupun ampe super kekenyangan). Cuma emang... terlalu cape sampe ga kepikiran aja buat makan bener dan entah terlalu males aja.
Sahur aku... kadang nggak pake nasi karena terlalu males ngunyah. Seringnya nasi pake telor sama abon.
(Timbanganku sempet turun!! Tapi... nggak kok, udah normal lagi sekarang).

Tapi aku bahagia!
Banyak banget yang selalu bisa bikin aku bersyukur. Ramadhan sekarang, 80%nya dijalanin sama temen-temen! Sampe buka puasa dan sahur bareng. Percayalah, seneng banget aku.
Rutinitas Lab-Lahan-Laptop juga nggak bikin aku ngeluh kok tapi. Aku entah kenapa seneng dengan semua rutinitas ini.
Bikin mikir juga, Ramadhan itu aneh kalau nggak sama ibu, bapak dan kembar. Padahal dari bulan-bulan kemarin kalau ditanya ibu, dengan PDnya aku bilang, "nggak bu, aku puasa ini harus ke jatinangor. Nggak apa-apa sendiri juga".
Jadi, terimakasih banyaaaaaak banget buat kalian-kalian yg selalu nemenin aku buka puasa di bale pabukon, atau buka puasa bareng dimanapun itu.

Emang ya, Ramadhan itu selalu punya khasnya sendiri. Segala hal kecilnya aja selalu bikin rindu.
Kalau masih dikasih ketemu sama Ramadhan tahun depan... pokoknya aku harus ada dirumah!

Selamat menjalankan sisa Ramadhan tahun ini dengan bahagia, gaes!!

2017/05/25

Hi, Gemelly!

HBD, Bro!

Wah 12 taun ya umur kalian. Kok kayak baru kemaren kalian senyum dibalik inkubator, baru kemaren masuk TK? Beberapa bulan lagi udah mau pake seragam putih-biru aja...
Katanya masuk ke usia 12 tahun ini, udah mulai ke masa pubertas ya? Jangan pada cepet punya pacar ah, nanti aja pas kuliah.. (yhaaa aku tau sih salah satu kalian punya pacar). Yaudah SMA juga ngga apa-apa deh.

Seneng sekaligus sedih sih, kalian masuk ke masa puber ini. Banyak sedihnya deeeng! Suara kalian berubah, ukuran sepatu kalian udah sama ma aku, macem-macem deh. Lama-lama bukan berasa punya adik lagi inimah. Berasa seumuran.

Anyway,
Selamat Ulang Tahun Rifqi dan Luthfi sayang!
Semoga terus menjadi anak yang sholeh dan berbakti ya. Jangan mager buat belajar dan ngerjain PR biar ibu bapak ga pusing.
Terus menjadi pribadi yang baik dan banyak berbuat baik buat keluarga, teman dan lingkungan kalian. Jangan bandel, kalo maen jangan terlalu jauh tapi bertemanlah sejauh dan seluas mungkin.
Satu lagi. Jangan sering-sering jailin aku, jangan ngumpetin barang-barang aku dan jangan sering ledekin aku. I hate you bro, kalo udah begitu.

Udah ah. Meskipun 25 Mei kali ini diselimuti duka, tapi... have a great birthday ya today! Keep cheer up!

I'm so blessed :)

Halo!
Aku pengen berbagi sesuatu. Aku mau ngeluh sekaligus mau bercerita bahagia.

Jadi, udah lebih dari seminggu ini aku merasa lagi capeee banget. Kegiatan penelitian gak abis-abis, gak ada jeda kayak gak dikasih waktu buat nafas aja gitu. Dari mulai panen sampe siapin semua buat analisis lab. Sampe badan berasa abis dilipet-lipet gituloh.

Tapi, aku bersyukuuuur banget. Dari lelahnya aku itu, aku tetep ngerasa bahagiaaa banget. Kayak... segalanya itu ngga jadi beban sama sekali buat aku. Aku ngejalaninnya pun alhamdulillah tanpa kata-kata makian dalam hati.

Aku baru tau, bangun pagi dengan senyuman itu jaaauh bisa ngebawa hari kamu jadi lebih menyenangkan. Bahkan kadang bukan cuma senyum, tapi bangun pagi dengan tawa.
Aku tau segala tentang penelitian ini bikin pusing. Tapi aku bersyukur (lagi) bahwa aku bisa ngadepin pusing-pusing itu dengan tenang.

Aku juga sangaaaaat bersyukur. Aku dikelilingi keluarga sama temen-temen yang aku sayaaaang, yang pasti sayang juga sama aku (pede aja dulu bilang gitu, haha). Mereka semua yang bisa bikin ketawa meskipun jagung-jagungku bertebaran dan labelnya copot. Mereka juga yang bisa bikin ketawa meskipun oven lab rusak dan bingung nyimpen brangkasan tanaman dimana. Mereka yang selalu bisa bikin ketawa, di sela-sela olah data terus galau karena data nggak normal sama bingung buat pembahasan harus bahas apa.
Makasih loh gengs! :')
Udah mau nemenin pengamatan, udah mau bantu nyiram, udah mau bantu panen, udah mau mencacah tanaman jagung daaaaaan bantu aku melakukan segalanya.

Satu lagi. Makasih, kamu! Makasih semangatnya!
Kamu udah selalu ada. Kamu udah bantu segala. Kamu udah bikin aku jadi kayak anak abg lagi. Bikin aku selalu senyum tiap liat hp. Bikin aku selalu nahan nyengir kalo kamu telfon. Bikin aku mesem-mesem padahal gaada apa-apa. Bikin aku merasa...ada.
Hidupku lagi soooo cheesy karena kamu. Haha. Makasih anyway :)

Oke, balik lagi.
Jadi aku pengen bilang ajasih.. segala sesuatunya bakal terasa ringan, mudah dan menyenangkan kalo dilakuin bareng-bareng dan kalau kamu mensyukuri itu. Gausahlah marah-marah, ngeluh-ngeluh, maki-maki apalagi pamer-pamer di medsos. Cukup keluhkan semuanya sama Tuhan kamu, sama temen kamu, sama keluarga kamu. Ngga semua orang di medsos mau tau kesulitan dalam hidup kamu. Ngga semua orang juga mau tau prestasi kamu. Banyak orang yang ngga peduli even itu kamu salaman sama Donald Trump, misal. Tapi temen kamu, bakal ikut sedih kalo kamu sedih, ikut susah kalo kamu susah, dan bakal lebih seneng kalo kamu seneng.

So. Keep fighting gengssss!!!!!
With soooooo much love,
Deby :)