2014/03/05

Jarak

Beribu kalimat telah kuucapkan.
Berjuta-juta huruf demi huruf telah kutuliskan.
Tentang kamu, kepada kamu.

Aku tidak benci pada jarak, aku hanya pernah mengeluh. Mengapa kita tidak ditakdirkan untuk berada di tempat yang sama? Mengapa kau tidak disini saja disampingku?
Ah... Biarkan jarak menjadi penghias kita berdua, biar rindu yang datang bermakna. Biar kita rasa sesak di hati yang begitu luas ini. Biar kita mengerti, rasa ini tak tergantikan. Biar kita mengerti, segala yang berharga butuh pengorbanan. Biar kita tahu, jarak tidak menghalangi rasa sayang. Aku disini menjaga hati. Begitu pula kuharapkan kau disana. Menjaga ikatan tulusnya perasaan.

Jangan pernah memintaku untuk menjelaskan perasaan saat aku jauh darimu. Itu tak pernah bisa kujelaskan karena aku tak pernah merasa jauh, aku selalu merasa dekat. Sedekat aku yang bisa mendengar detak jantungmu saat kau mendekapku. Aku selalu bisa merasakanmu disini, di hati.

Pikiranku sering melayang bersama angan ke tempat kau mencari ilmu. Ke tempat yang begitu asing dan sepi buatku. Khayalku terkadang  bekerja melebihi otak dan hatiku, berimajinasi sesaat setelah aku membuka mata kau berdiri di hadapanku. Dan saat aku mendengar bisikan suaramu di ruang tak berpenghuni, itu artinya aku benar-benar merindukanmu.

Mencintai kamu dalam jarak bukan hal yang berat, kecuali saat menahan rindu, rindu melihat teduhnya matamu yang memancarkan kasih saat menatapku. Jika banyak orang yang berkata jarak itu perusak, aku tetap akan bertahan. Apa daya perusak itu jika cinta yang kubawa begitu besar? Jarak yang akan mengalah.

No comments:

Post a Comment