Jika sudah mendengar ayah dan ibumu membicarakan soal kuliahmu nanti, apakah yang kau rasakan?
Bagaimana hati dan otakmu meresponnya?
Aku, sedih..
Bagaimana hidupku nanti jika jauh dari mereka?
Siapa yang akan menyelimutiku saat aku lupa memakai selimut saat tidur?
Siapa yang akan berteriak membangunkan aku?
Siapa yang akan menyuruhku untuk meminum obat saat aku sakit?
Pikiranku berlari kesana kemari..
Memoriku seakan dipaksa untuk memutar kembali kenangan-kenanganku.
Saat pertama kali aku diajarkan bagaimana cara bersepeda oleh ayahku.
Atau saat aku diperbolehkan menari dibawah hujan, untuk yang pertama kalinya.
Saat pertama kali ibuku memasangkan mukena padaku, dan menyuruhku mengikuti gerakan shalatnya.
Aku juga tak akan melupakan bagaimana tiap malam aku diantar ke tempat tidur lalu dibacakan cerita, sampai aku terlelap.
Pikiranku melaju lagi ke masa yang lain, kulihat diriku dalam keadaan yang berbeda.
Aku bukan lagi balita yang di nina bobo kan sebelum tidur.
Aku sudah mengenal pertemanan.
Aku sudah berani meminta izin untuk bermain diluar bersama teman-temanku.
Dan setelah lelah bermain, aku pulang dan menjatuhkan diri dipelukan ibuku.
Kulihat lagi versi diriku yang sudah semakin berbeda.
Aku sudah mulai menyukai lawan jenisku.
Aku menjadi lebih sering mengurung diri di istanaku sendiri.
Bercengkrama dengan telepon genggamku.
Aku sudah tak sesering dulu, berlari ke pelukan ibuku setelah hari berakhir.
Namun, tetap saja. Aku masih selalu berlari dan sembunyi di bawah dekapannya saat aku merasakan kepedihan.
Aku terkesiap dan menyadari sesuatu.
Aku tak terbiasa hidup tanpa mereka.
Ditinggal beberapa jam saja, telpon genggam mereka pasti sudah berdering, tanda masuknya panggilan dariku.
Aku manja? Iya.
Bagaimana tidak?
Ayah yang tak pernah memarahiku.
Ibu yang selalu mengerti jika melihat mataku yang bengkak di pagi hari.
Mereka yang tau apa yang aku inginkan.
Aku tak mau jauh dari mereka.
"Bidadari ibu sekarang udah gede ya."
Terkadang aku bertanya-tanya, mengapa aku tumbuh secepat ini?
Setelah makan malam, sambil membereskan piring-piring aku sering melamun.
"Kapan lagi aku bisa makan bersama dalam satu meja seperti ini?"
Aku akan sangat merindukan setiap detik yang biasanya kulewati bersama mereka.
Memasak, menonton tv, bersantai, bercanda, atau membetulkan bagian rumah yang rusak.
Aku juga akan merindukan aku yang berteriak 'Paaa ada serangga di kamar!'
Aku harus terus melangkah.
Mengukuhkan tekad dan keyakinan.
Gerbang Fakultas Pertanian - Agroteknologi UNPAD menanti untuk kulewati.
Aku percaya, aku bisa membuat bangga mereka.
Bu, ibu benar. Bidadarimu sudah semakin besar sekarang. Aku meminta doa restumu, Ibu..Bapak..
Aku sedang dalam perjalanan untuk membuat kalian terseyum lebar dengan rasa bangga memiliki aku, saat nanti aku memakai toga. Saat nanti kalian akan memelukku lagi dalam acara wisuda kelulusanku.
Doakan aku, Bu..Pak..
Aku akan melangkahkan kaki memasuki Gerbang Fakultas Pertanian - Agroteknologi UNPAD dengan rasa syukur dan bermilyar-milyar ucapan terimakasih pada kalian.
Terimakasih..
Hidupku sempurna, hanya karena aku memiliki kalian, Bu..Pa..
No comments:
Post a Comment