Karen mendengus kesal. Lagi-lagi ia berhadapan dengan Tio, laki-laki yang paling engga ia temui.
" kan gue udah bilang engga !" suara Karen mengalahkan suara hujan di halte itu.
"aku cuma pengen nganter kamu pulang, daripada kamu nunggu bus lama." Tio menyodorkan payung yang ia bawa. Karen tetap diam.
"ayo" ajak Tio lagi.
Karen melihat jam tangannya, jarum panjang sudah menuju angka enam. Akhirnya, dengan terpaksa Karen mengambil payung itu, dan berjalan menuju mobil Tio.
"lo tau dari mana sih gue ada di halte?"
"aku tau kebiasaan kamu."
"terus ngapain pake jemput segala sih?" Karen menatap Tio kesal.
"dari dulu aku bilang, semua yang aku lakuin ya karena aku cinta sama kamu." Tio membalas tatapan Karen.
"iya dan lo juga tau, gue lebih milih dia daripada lo."
"dia? Yang ngga mau luangin waktu buat jemput kamu? Meskipun dia tau cewenya terjebak hujan dan udah sore gini?"
"Dia emang lagi gabisa..."
"Bukan gabisa, tapi emang dia gamau. Dan kamu tau itu."
Karen terdiam. Tak bisa membalas perkataan Tio.
"Tapi aku juga tau, kamu ga akan pernah milih aku." lanjut Tio
"Berarti lo gapunya alasan buat tetep cinta sama gue"
"Sejak kapan cinta butuh alasan buat tetep tinggal disini ?"
Karen memalingkan wajahnya, menatap hujan dari balik jendela. Terjebak dalam keheningan yang panjang, hingga akhirnya ia berkata
"Gue tau lo jauh lebih baik daripada dia. Gue tau lo selalu ada kalo gue butuh sesuatu. Gue tau lo mau ngelakuin apapun buat gue. Tapi ya gue cinta nya sama dia. Kaya yang lo bilang tadi, cinta ga butuh alasan. Dan gabisa dipaksain. Gue ngga mau sama lo dan tetep sama dia bukan karena lo ngga baik, ya karena gue ngga cinta. Karena dia yang dipilih sama hati gue, bukan lo."
"Tapi dia ngga baik, ngga cinta sama kamu.."
"Gue ngga tau. Tapi dia ngga seburuk yang lo pikirin. Gue pacaran sama dia, kaya orang lain yang pacaran aja, normal. Gue ngga ngejar-ngejar, dia pun sama. Kita saling ngasih. Gue tau dan bisa rasain sayang, perhatian, khawatir dan segala macemnya dari dia. Tapi emang dia ngga sebaik lo. Malah kadang lo lebih perhatian gini. Cinta bukan tentang baik atau tidaknya seseorang. Tapi tentang bagaimana orang itu membuat kita merasa kalau hidup kita buat dia, walaupun yang dia lakuin belum tentu sebaik yang orang lain lakuin."
"Jadi, maksud kamu, kamu udah cukup sama dia aja. Walaupun dia kaya gitu?" tanya Tio
"Gue ngga ngerasa cukup sebenernya. Ya namanya manusia, susah buat ngerasa cukup. Tapi ya dia tetep dipilih sama hati gue, meskipun gue tau ada yang jauuuuh lebih baik. Ya gue ga peduli orang lain yang lebih segalanya daripada dia. Cinta ya gini, susah buat lo ngertinya. Dan gue tau, gue cinta sama dia. Karena, cukup gue liat dia doang, gue bahagia."
Mobil Tio berhenti di depan rumah Karen, percakapan mereka berhenti sampai disitu.
"Thanks ya." Karen membuka pintu mobil Tio.
" I love you " ujar Tio pelan.
Karen berbalik lalu memandang Tio, tersenyum dan melangkah masuk kerumahnya.
No comments:
Post a Comment