2013/03/21

Benar kan aku ini kekasihmu?

Benar-benar ya, kamu itu mood-booster sekaligus mood-breaker ku! Baru saja beberapa menit kita tertawa berdua, iya berdua! Sekarang kamu sudah memanggil dia lagi. Hebat. Dalam hati aku melontarkan perasaan kesalku. Aku memalingkan wajah saat Adrian memanggil nama itu.
"Kezia! Sini!"
Perempuan itu melambaikan tangannya dan kemudian mendatangi meja kami.
"Sini, ikut kita makan." Adrian berkata pada Kezia. 
"Ah engga deh. Masih banyak meja kosong ko, lagian kalo disini aku ganggu dong." balas Kezia.
Aku bersyukur, Kezia masih mau mengerti aku yang merasa terganggu jika dia ikut duduk disini.
"Ngga ganggu ko." jawab Adrian cepat "Udaaah, sekalian cerita-cerita."
Dan aku pasrah, melihat Adrian yang begitu memaksa sampai Kezia akhirnya duduk bersama aku dan Adrian.
"Halo Mia. Ngga apa-apa nih aku disini?" tanya Kezia
Jelas apa-apa! Aku mengomel dalam hati. "Ngga apa-apa." Aku mengeluarkan senyum paling manis yang bisa aku keluarkan sekarang. Setelahnya aku lebih banyak diam, menanggapi obrolan mereka seperlunya. Ah! Selalu seperti ini.

"Adrian? Kamu ada apa sih sama Kezia?" tanyaku pada suatu siang, sepulang sekolah.
"Aku? Dia sahabat aku Mia."
"Tapi kamu kelia..."
"Gausah curiga gitu deh."
"Tapi..." aku berusaha menyuarakan isi hatiku, lagi-lagi Adrian memotong perkataanku.
"Kalo kamu takut aku ada apa-apa sama dia, kamu cuma perlu percaya, kalo aku sayang sama kamu." Adrian terseyum dan mengusap pipiku. Aku tak tahan jika harus bersikap dingin kepadanya, aku membalas senyumnya.
"Nah! Gitu dong." Kini Adrian ganti mengusap kepalaku.
Bukan begitu, sayangku. Aku terkadang hanya ingin bersamamu, berdua. Aku memejamkan mataku menikmati Adrian yang masih mengusap kepalaku.

"Kezia! Bisa tolong aku?" tanya Adrian
"Buat?"
"Aku harus bikin essay, nah aku bingung mau masukin apa aja."
"Jadi?"
"Jadi bantuin aku bikinnya. Aku tau kamu jago bikin essay." 
Aku melihat Kezia tersenyum, manis memang.
"Ngga sama Mia aja nih?" Kezia nyengir kepadaku.
"Dia sibuk Zi." balas Adrian.
Aku? Sibuk? Sibuk apa? Lagipula, se-sibuk apapun aku pasti aku mau bantu ko! Aku ini kekasihmu kan? Kenapa kamu kalo ada apa-apa larinya ke Kezia, Adrian?

Aku sangat bersemangat hari ini. Adrian mengajakku keluar, melepas penat katanya. Aku sudah sangat siap ketika ia mengetuk pintu rumahku. Aku menggandeng lengan Adrian dan berjalan keluar rumah. 
Moodku tiba-tiba menguap entah kemana saat Adrian tiba-tiba berkata, "Eh! Menurut kamu, Kezia sama gebetannya gimana ya sekarang? Ada kemajuan apa engga?"
"Gatau hehe"
"Kalo mereka sampe jadian kayanya lucu ya, bakalan aneh ga sih?"
"Hm?" aku malas menanggapi obrolan ini. Adrian tampaknya menyadari perubahan sikapku ini.
"Kamu kenapa? Sakit?"
Sakit? Iya! Sakit hati!
"Hey, Mia?" panggil Adrian
"Engga ko." 
"Bener engga sakit?" tanya Adrian lagi.
"Bener." aku tersenyum pahit.
"Jangan bohong loh ya sayang. Eh Mia! Kezia cerita loh, kemarin katanya dia.." 
Adrian menghentikan ucapannya saat aku memandangnya, dengan kesal.
"Kezia terus ya? Kenapa sih?"
"Ngga kenapa-napa Mia."
"Ada apasih?" 
"Mia, kamu ngga percaya sama aku?"
"Aku percaya! Aku percaya kamu ngga nyimpe perasaan lebih sama dia! Aku cuma.." aku menghela napas panjang. "Aku cuma pengen ada waktu buat kita berdua."
"Kita kan sering berdua gitu.." Adrian memotong ucapanku. Aku berusaha untuk tidak berteriak kepadanya. Lagi-lagi aku menghela napas yang panjang, untuk menenangkan diriku sendiri.
"Adrian, maksud aku ya cuma berdua. Aku-kamu. Aku ngga mau denger ada nama lain, Kezia contohnya. Aku ngga minta banyak, kan? Aku cuma pengen ngerasain bener-bener jadi pacar kamu. Atau? Bener kan? Aku pacar kamu?"
Lama Adrian terdiam. Tampak kebingungan untuk menanggapi permintaanku.
"Iya. Aku minta maaf ya. Kamu itu bener-bener pacar aku, sayang. Jangan pernah bilang kaya gitu lagi ya. Oke. Cuma kita berdua."
Adrian meraih tanganku dan menggenggamnya. Kutaruh percayaku sepenuhnya.

Aku sedang menanti Adrian yang masih asyik bermain dengan sketsanya. Sesekali ia menatapku dan tersenyum. Aku sedang tekun meneliti setiap detail tubuh Adrian saat tangannya melambai dan mulutnya berseru "Kezia! Sini!"
Kezia? Again? Jadi? Aku ini benar-benar kekasihmu kan?

No comments:

Post a Comment