Gemuruh
itu semakin terdengar
Hujan
deras mengunci semua
Mewakilkan
air matanya
Menyembunyikan
jeritannya
Saat
semua usai
Hanyalah
sepi yang menemani
“ kita udahan ya..”
Hujan masih saja turun. Deras. Menemani
Azel dan Kai dengan setia.
Azel mengangguk dan terseyum. Kuat dan
tegar.
“ Terimakasih buat semua nya. Semoga
nanti kamu dapet cowo yang jauh lebih baik daripada aku “ ucap Kai.
“ Terimakasih juga. Kamu juga yaaaa.
Hati – hati dijalan.” Balas Azel.
Kata – kata biasa yang pasti diucapkan
oleh siapapun yang baru berpisah. Entah untuk apa. Bukankah menyakitkan mendoakan hal itu pada orang
yang kau sayangi ?
Azel akhirnya sampai di kamarnya,
menutup pintu dan langsung terjatuh. Lututnya terasa tak mampu menahan berat
tubuhnya. Terisak di balik pintu yang bisa menyembunyikannya dari siapapun.
Perlahan ia berusaha bangkit, mencari Pipo dan langsung memeluknya erat.
“ Pipo, help me..” Azel berbisik pada
Pipo.
Malam itu Azel tak bisa memejamkan
matanya. Air mata masih saja terus
meluncur saling mengejar. Sesak.
“ Pipo, aku tadi cuma bisa diem. Aku
ngga bisa gimana – gimana lagi. Aku ngga mau Pipo, bawa balik Kai kesini.
Balikin ke aku...”
Jelas Azel ingin ada yang membawa Kai
kembali untuknya. Siapa yang tak ingin ada yang kembali membawa orang yang begitu
berarti, bagi hidupmu. Sejak kapan ada perpisahan yang tidak menyakitkan ?
sejak kapan perpisahan itu menyenangkan. Apapun alasan perpisahan itu, pasti
ada air mata yang hadir. Karena siapapun yang berpisah pasti akan menyadari
kalau hidupnya akan berubah sejak saat itu. Karena pasti sesuatu yang biasa nya
selalu ada, kini akan pergi. Dan akan terasa lebih menyakitkan jika kita tak
tahu kemana pergi nya hal itu.
*
“ Kai, aku udah ngga boleh berharap
apapun ya ? karena gabakal aku lagi kan yang bakal ada di hidup kamu ?” tanya
Azel
“ Ngga tau. Cuma yang aku tau, mungkin
kalau aku sama kamu lagi aku bakal ngulangin kesalahan aku lagi.” Jawab Kai.
Dear
Kai J
Kau tahu
? aku masih ingin bersamamu, masih dan terus sama kamu.
Waktu
itu aku hanya terdiam. entah harus berkata apa lagi.
Tapi
jika memang kamu sudah tak mau, aku tak bisa memaksa.
Aku
tak tahu apa yang menjadi alasan sebenarnya.
Perubahan
itu terasa begitu cepat.
Apa
yang benar – benar terjadi, hanya kau yang tahu.
Pagi
ini aku berpikir, apa yang akan aku lakukan jika tak bersamamu ?
Ya,
aku hanya belum bisa menerima ini.
Bagiku,
kamu masih milikku. Akan kubiarkan yang menggantung, menempel dan tertutup
rapat tetap ada di sini.
Biar
kenanganmu tak pergi.
Biar
aku bahagia,
Menyadari
kita pernah bahagia bersama.
Yours,
Az
Jangan berakhir
Aku tak ingin berakhir
Satu jam saja
Ku ingin diam berdua
Mengenang yang pernah ada
Jangan berakhir
Karena esok tak kan lagi
Satu jam saja
Hingga ku rasa bahagia
Mengakhiri segalanya ~
No comments:
Post a Comment