2013/02/09

cinta tak berujung ( part 4 )


Ia berusaha
Kau menggagalkan
Ia melindungi
Kau melanggar
Ia menutupi
Kau membuka
Jadi hal apa yang kau inginkan ?

“ Azel ?”
“ Iya, kenapa ?” Azel mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya.
“ engga jadi” Shasha nyengir.
“ kenapa ?”
“ engga”
“ hahaha engga mungkin deh. Mau bilang apa ?” tanya Azel lagi.
“ aku takut ini pribadi.”
“ tanya aja dulu.”
“ Kai, sama.. Ceila ?” Shasha memelankan suaranya.
“ hah ? ngga mungkin deh. Hahaha ” Azel tertawa.
“ tapi kamu emang udah ngga ada apa – apa sama Kai ?”
“ ada lah. Temenan kan ?”
“ ohehe. Maaf aku nanya gitu.”
“ gapapa, tapi ngga mungkin deh yang kamu sangka itu.” Azel terseyum dan kembali pada bukunya.
*
Entah mengapa tampaknya kamar mandi perempuan adalah tempat yang pas untuk bergossip. Ada saja yang bisa didengarkan dari sekumpulan perempuan yang sedang berada di kamar mandi.

“ Ada apasih Kai sama Ceila ?”
“ kenapa, kenapa ?” terdengar suara penasaran
“ ngga tau juga sih ya. Tapi kaya yang lagi pdkt gitu.”
“ iya iya ! Kai nya kayak yang ngedeketin gitu.” Ada lagi suara yang lain.
“ Ceila nya juga sih.”
“ bisa aja dia ngga tau”
“ eh, Kai masih sama Azel kan ?”
“ kalo masih, parah dong tuh Kai.” Suara emosi dari seseorang
“ engga engga. Udahan deh kayanya.”
“ tapi kan ngga mungkin Ceila ngga tau, siapa yang gatau sih Kai itu pacarnya Azel ?”
“ udah udah.. yuk ke kelas.” Akhirnya ada yang mengakhiri percakapan itu.
Di balik pintu Azel mendengarkan, perasaannya tak menentu. Ia menggeleng – gelengkan kepalanya.
*
“ Azeeeeel !!!!”
“ Apa ?”
“ Kamu liat kemarin di perpustakaan ?”
“ liat apa ?”
“ ituuu, Kai. Sama Ceila.”
“ lagi ngerjain tugas mungkin, atau lagi apaaa gitu. Bisa aja kan ?”
“ loh ?”
“ kenapa sih ?”
“ kamu kan pacarnya. Harusnya cemburu.”
“ ngga harus lagi wuuuu.”
*
“ Az..”
“ apa ?” Azel berbalik, tampak lelah menjawab pertanyaan –pertanyaan itu.
“ aku denger ko temen – temen Ceila nawarin bantuan gitu ya ke Kai ?”
“ bantuan ?”
“ iya. Tapi apa ya, aku denger sih harus ada imbalan – imbalannya gitu.”
“ aku ngga tau.”
“ masa sih kamu ngga tau ? mereka kan ngomongnya di ruang seni, pasti ada kamu.”
“ aku jarang ke ruang seni sekarang – sekarang sibuk. hehe.”
“ oh…tapi tenang aja. Kayanya itu sih Cuma becandaan mereka gitu deh.”
“ hahaha.” Tawa Azel hanya keluar dari mulutnya.


Dear Kai..
I am not blind, and I am not deaf.
Aku tau apa yang terjadi.
Dan ngga tau sampe kapan aku harus berpura – pura tuli dan buta begini.
Aku bisa lihat apa yang kamu lakukan.
Aku bisa dengar apa yang kamu katakan.
Ngga tau sampe kapan aku pura – pura ngga tau apa yang terjadi.
Kamu dulu bilang, kamu siap jika ada yang harus disalahkan.
Apakah untuk ini ?
Tahukah kamu ?
Aku disini bersikap begini berusaha menutupi itu semua.
Aku tak mau orang lain berpikiran negative.
Aku tak mau orang lain menganggapmu buruk, apapun yang telah kau lakukan padaku.
Tapi sampai kapan aku bisa menutupi jika kamu tak menjaga perilaku ?
Sampai kapan aku bisa menutupi jika kamu melakukan itu semua.
Apa kau kira kau luput dari pandangan orang ?
Tidak.
Kisah seperti ini akan mereka anggap menarik.
Aku lelah jika harus terus begini.
Tapi memang tak ada yang memaksa.
Ini memang kehendakku.
Aku yang berusaha melindungi mu.

                                                                                      With Love, Az

Semakin ku ingkari
Semakin ku mengerti
Hidup ini tak lengkap tanpamu
Aku mengaku bisa
Tapi hati tak bisa
Sesungguhnya ku berpura – pura
Relakan kau pilih cinta yang kau mau
Sesungguhnya ku tak pernah rela
Karena ku yang bisa membuat hatimu utuh ~

No comments:

Post a Comment