Ia
berusaha
Kau
menggagalkan
Ia
melindungi
Kau
melanggar
Ia
menutupi
Kau
membuka
Jadi
hal apa yang kau inginkan ?
“ Azel ?”
“ Iya, kenapa ?” Azel mengalihkan
pandangan dari buku yang dibacanya.
“ engga jadi” Shasha nyengir.
“ kenapa ?”
“ engga”
“ hahaha engga mungkin deh. Mau bilang
apa ?” tanya Azel lagi.
“ aku takut ini pribadi.”
“ tanya aja dulu.”
“ Kai, sama.. Ceila ?” Shasha
memelankan suaranya.
“ hah ? ngga mungkin deh. Hahaha ” Azel
tertawa.
“ tapi kamu emang udah ngga ada apa –
apa sama Kai ?”
“ ada lah. Temenan kan ?”
“ ohehe. Maaf aku nanya gitu.”
“ gapapa, tapi ngga mungkin deh
yang kamu sangka itu.” Azel terseyum dan kembali pada bukunya.
*
Entah mengapa tampaknya kamar mandi
perempuan adalah tempat yang pas untuk bergossip. Ada saja yang bisa
didengarkan dari sekumpulan perempuan yang sedang berada di kamar mandi.
“ Ada apasih Kai sama Ceila ?”
“ kenapa, kenapa ?” terdengar suara
penasaran
“ ngga tau juga sih ya. Tapi kaya yang
lagi pdkt gitu.”
“ iya iya ! Kai nya kayak yang
ngedeketin gitu.” Ada lagi suara yang lain.
“ Ceila nya juga sih.”
“ bisa aja dia ngga tau”
“ eh, Kai masih sama Azel kan ?”
“ kalo masih, parah dong tuh Kai.”
Suara emosi dari seseorang
“ engga engga. Udahan deh kayanya.”
“ tapi kan ngga mungkin Ceila ngga tau,
siapa yang gatau sih Kai itu pacarnya Azel ?”
“ udah udah.. yuk ke kelas.” Akhirnya
ada yang mengakhiri percakapan itu.
Di balik pintu Azel mendengarkan,
perasaannya tak menentu. Ia menggeleng – gelengkan kepalanya.
*
“ Azeeeeel !!!!”
“ Apa ?”
“ Kamu liat kemarin di perpustakaan ?”
“ liat apa ?”
“ ituuu, Kai. Sama Ceila.”
“ lagi ngerjain tugas mungkin, atau
lagi apaaa gitu. Bisa aja kan ?”
“ loh ?”
“ kenapa sih ?”
“ kamu kan pacarnya. Harusnya cemburu.”
“ ngga harus lagi wuuuu.”
*
“ Az..”
“ apa ?” Azel berbalik, tampak lelah
menjawab pertanyaan –pertanyaan itu.
“ aku denger ko temen – temen Ceila
nawarin bantuan gitu ya ke Kai ?”
“ bantuan ?”
“ iya. Tapi apa ya, aku denger sih
harus ada imbalan – imbalannya gitu.”
“ aku ngga tau.”
“ masa sih kamu ngga tau ? mereka kan
ngomongnya di ruang seni, pasti ada kamu.”
“ aku jarang ke ruang seni sekarang –
sekarang sibuk. hehe.”
“ oh…tapi tenang aja. Kayanya itu sih
Cuma becandaan mereka gitu deh.”
“ hahaha.” Tawa Azel hanya keluar dari
mulutnya.
Dear
Kai..
I
am not blind, and I am not deaf.
Aku
tau apa yang terjadi.
Dan
ngga tau sampe kapan aku harus berpura – pura tuli dan buta begini.
Aku
bisa lihat apa yang kamu lakukan.
Aku
bisa dengar apa yang kamu katakan.
Ngga
tau sampe kapan aku pura – pura ngga tau apa yang terjadi.
Kamu
dulu bilang, kamu siap jika ada yang harus disalahkan.
Apakah
untuk ini ?
Tahukah
kamu ?
Aku
disini bersikap begini berusaha menutupi itu semua.
Aku
tak mau orang lain berpikiran negative.
Aku
tak mau orang lain menganggapmu buruk, apapun yang telah kau lakukan padaku.
Tapi
sampai kapan aku bisa menutupi jika kamu tak menjaga perilaku ?
Sampai
kapan aku bisa menutupi jika kamu melakukan itu semua.
Apa
kau kira kau luput dari pandangan orang ?
Tidak.
Kisah
seperti ini akan mereka anggap menarik.
Aku
lelah jika harus terus begini.
Tapi
memang tak ada yang memaksa.
Ini
memang kehendakku.
Aku
yang berusaha melindungi mu.
With
Love, Az
Semakin
ku ingkari
Semakin
ku mengerti
Hidup
ini tak lengkap tanpamu
Aku
mengaku bisa
Tapi
hati tak bisa
Sesungguhnya
ku berpura – pura
Relakan
kau pilih cinta yang kau mau
Sesungguhnya
ku tak pernah rela
Karena
ku yang bisa membuat hatimu utuh ~
No comments:
Post a Comment