" Resy. Ayo pulang."
Resy hanya menggelengkan kepalanya.
" nanti sakit loh. Nih aku bawa payung."
Resy tetap diam ditempatnya.
"yaudah. Kalo Resy gamau pulang, aku juga disini nemenin Resy."
Keduanya terdiam di taman kompleks itu. Diwarnai hujan dan isak tangis Resy.
" Resy duduk yu. Cape loh berdiri terus."
Anak laki-laki itu menuntun Resy menuju bangku terdekat.
" kamu kenapa?" anak laki-laki itu, tak mudah putus asa.
" aku gamau pulang. Nanti kalo ketauan main hujan-hujanan dimarahin mama"
" terus kenapa malah hujan-hujanan?"
" aku lagi maen petak umpet." Resy menundukan kepalanya.
" jadi mau nunggu sampe kapan?"
" sampe bajunya kering. Kalo ada matahari kan baju nya pasti kering."
" kamu bego ya ? Sekarang kan hujan, mana ada matahari." anak laki-laki itu tertawa mendengar ucapan Resy.
Wajah Resy kini memerah " kamu nakal. Kata mama gaboleh bilang bego!"
" kamu lebih nakal. Kata mama aku kalo baju basah terus dipake bisa bikin demam. Nanti kamu demam loh"
" yaudah aku pulang. Tapi janji ya, kamu bilang sama mama. Aku keujanan itu gara-gara kamu !"
Anak laki-laki itu akhirnya mengantar Resy pulang kerumahnya. Tapi Resy beruntung, saat itu mamanya belum pulang dari kantornya. Anak laki-laki itu langsung berbalik sebelum Resy sempat menutup pintu.
" heh ! Nama kamu siapa ? Ko aku baru liat ?" Resy berteriak, tapi anak laki-laki itu sudah tak mendengar. Suara Resy dikalahkan oleh gemuruh hujan.
Setelah hari itu, Resy selalu mencari anak laki-laki itu. Tapi anak laki-laki itu tak kunjung datang. Resy selalu berharap anak laki-laki itu akan datang lagi. Memori Resy merekam segala gerak - gerik anak laki-laki itu, berkhayal suatu saat anak laki-laki itu datang lagi dan Resy bisa mengajaknya main petak umpet, dan minta diantar pulang olehnya. Disetiap hujan Resy selalu menunggu anak laki-laki itu, tapi nihil.
5 tahun..10 tahun berlalu..
Mungkin anak laki-laki itu hanyalah fantasi di pikiran Resy. Tokoh fiksi karangan Resy. Resy tak lagi mencari dan menunggu anak laki-laki itu. Iya, mungkin memang waktu yang dapat menghapuskan ingatan akan seseorang.
" 20...19...18...17...16..." Resy menghitung mundur. Ia lagi -lagi mendapat giliran jaga.
Langit semakin gelap. Rintik-rintik hujan mulai turun. Resy yang asyik menghitung tak menyadari hal ini.
" 5...4...3...2...1 ! Hayo ! Kaka bakal nemuin kalian semua !" Resy berteriak.
Namun langit semakin memberontak. Hujan deras disertai angin membuat Resy bingung mencari tempat berlindung. Akhirnya ia berlari ke arah pos satpam yang kosong.
" Resy. Ayo pulang."
Resy terkejut. Namun dengan segera itu menutupi keterkejutannya itu.
" siapa ya ? Ko tau aku ?"
" aku denger aja, ada yang manggil Resy ke kamu."
" gitu doang?"
" gitu doang."
" kalo ternyata bukan manggil aku ?"
" toh kamu nyaut dipanggil Resy" Ia menjawab dengan santai. " ayo pulang, rambut kamu udah basah tuh.. Ntar sakit loh"
" Ngga. Ini kan hujan. Gimana mau pulang."
" kenapa hujan - hujan ada disini?"
" lagi maen petak umpet." jawab Resy
" seumur kamu ? Masih maen petak umpet ?" Ia menatap tak percaya.
" ya, sama anak - anak kecil sih"
" oh.."
" loh ? Tadi kamu bilang kan.. Kamu.."
" apa ? " laki-laki itu terseyum. Manis.
" kamu siapa ? Orang sini ? Ko belom pernah liat ya ? Mau jahatin aku ya?" tanya Resy bertubi - tubi.
Resy mulai menjauhi laki - laki itu.
" Aku Martin. Bukan copet, bukan maling, bukan pembunuh bayaran. Iya, dulu pernah sekali kesini, kerumah sodara. Ayo pulang. Aku mau nepatin janji aku sama kamu, aku mau bilang sama mama kamu, aku yang bikin kamu hujan-hujanan karena nungguin aku. Sekarang aku udah dateng lagi, bakal selalu lindungin anaknya dari hujan. Dan gabakal bikin anaknya nunggu dan cape berharap.
" ... "
Kedua tangan itu bergandengan, dibawah hujan. Dalam kehangatan yang baru.
No comments:
Post a Comment